https://drive.google.com/file/d/0B1zKB8rrFdqkODNDS2dkRUdwa1U/view?usp=sharing
LAATANSA
Blog ini sengaja dibuat untuk kepentingan umum, yang berguna bagi siswa/i untuk mempelajari bahasa Arab. semoga bermanfaat
Sabtu, 13 Juni 2015
Sabtu, 30 Mei 2015
pembagian kalimat
PEMBAGIAN KALIMAT DALAM BAHASA ARAB
Dalam bahasa arab kalimat (kata) terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. اِسِمْ Isim
2. فِعِلْ fi'il
3. حَرَفharaf
Isim adalah kalimat (kata) yang menunjukan pada benda, sifat nama
contoh بَيْتٌ كِتَابٌ مُحَمَّدٌ عُثْمَانٌ (Usman, Muhammad, buku, rumah) مَاهِرٌ جَمِيْلٌ (cantik fintar)
Fi'il adalah kalimat (kata) yang menunjukan pada pekerjaan contoh كَتَبَ قَرَاَ حَفِظَ (membaca menulis menghapal)
Haraf adalah kalimat (kata) yang bukan isim dan juga fi'il (bukan kata benda, nama, sifat bukan pekerjaan) contoh kata sambung مِنْ اِلَى عَلَى فِى (didalam, diatas, ke, dari)
pembagian jumlah
Jumlah mufidah di dalam bahasa arab terbagi kepada dua:
1. Jumlah Ismiyyah.
Yaitu jumlah yang diawali dengan isim. Seperti:
أحَمدُ طالِبٌ (Ahmadu thoolibun) = Ahmad adalah seorang siswa. Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan أحمد sehingga dinamakan jumlah ismiyyah.
Yaitu jumlah yang diawali dengan isim. Seperti:
أحَمدُ طالِبٌ (Ahmadu thoolibun) = Ahmad adalah seorang siswa. Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan أحمد sehingga dinamakan jumlah ismiyyah.
Demikian juga dengan kalimat زَيْـنَـبُ تَـكْتُـبُ رِسَـاَلةً (Zainabu taktubu risalaatan) = Zainab menulis sebuah surat.
2. Jumlah Fi'liyyah.
Yaitu jumlah yang diawali dengan fi'il. Seperti:
سَافَـرَ محمدٌ (Saafaro Muhammadun) = Telah berpergian Muhammad. Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan سَافَـرَ (Saafaro), dimana سَافَـرَ merupakan fi'il, sehingga dinamakan jumlah fi'liyyah.
Yaitu jumlah yang diawali dengan fi'il. Seperti:
سَافَـرَ محمدٌ (Saafaro Muhammadun) = Telah berpergian Muhammad. Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan سَافَـرَ (Saafaro), dimana سَافَـرَ merupakan fi'il, sehingga dinamakan jumlah fi'liyyah.
Demikian juga kalimat ضَرَبَ الوَلَدُ كَلْباً (Dhoroba al-waladu kalban) = Telah memukul anak itu seekor anjing
Perhatian!
Dalam Bahasa Indonesia, kedua jumlah fi'liyyah di atas diterjemahkan :
Muhammad telah berpergian;
Anak itu telah memukul seekor anjing
Dalam Bahasa Indonesia, kedua jumlah fi'liyyah di atas diterjemahkan :
Muhammad telah berpergian;
Anak itu telah memukul seekor anjing
Minggu, 10 Mei 2015
Pengertian Jumlah Ismiyyah
*. اَلْجُمْلَةُ الْإِسْمِيَّةِ هِيَ
الْجُمْلَةُ اَلَّتِى تُبْدَاُ الْإِسْمِ اَيْ مُرَكَّبَةٌ مِنَ
الْجُمْلَةِ الَّتِيْ تَتَرَكَّبُ مِنْ إِسْمَيْنِ : مُبْتَدَأْ وَ خَبَرٌ .
*.Jumlah Ismiyyah adalah jumlah yang dimulai dengan isim atau Jumlah/kalimat yang disusun dari dua isim : Mubtada’ dan Khobar.
مِثْلُ :
اَلْمُهَنْدِسُ نَشِيْطٌ
( Insyinyur itu rajin)
اَلْمُهَنْدِسَانِ نَشِيْطَانِ
( Kedua Insyinyur itu rajin)
اَلْمُهَنْدِسُوْنَ نَشِيْطُوْنَ
( Para Insyinyur itu rajin)
اَلطَّالِبُ مَاهِرٌ
Isim-Isim yang menjadi Jumlah Ismiyyah
*. اَلأَسْمَاءُ الَّتِى تَكُوْنُ الْجُمْلَةُ الإِسْمِيَّةِ فِيْمَا يَلِى :*. Isim-isim yang bisa menjadi Jumlah Ismiyyah sebagai berikut:
*. إِسْمُ عَالَمْ
Isim ‘Alam ( Nama orang, tempat, kota dan lain-lain yang telah jelas dzatnya).
مِثْلُ :
مُحَمَّدٌ مَاهِرٌ
( Muhammad itu pintar)
مُحَمَّدَانِ مَاهِرَانِ
( Muhammad itu pintar)
عَائِشَةُ جَمِيْلَةٌ
( Aisyah itu cantik )
عَائِشَتَانِ جَمِيْلَتَانِ
( Aisyah itu cantik )
Al-Mudada’ ( Isim yang terletak setelah huruf panggilan )
Isim tersbut menjadi ma’rifah karena dipanggil.
مِثْلُ :
يَا تَاجِرٌ
( Hai pedagang lk )
يَا تَاجِرَةٌ
( Hai pedagang pr )
يَاطَالِبٌ
( Hai mahasiswa )
Isim Dhomir ( Kata Ganti ) مِثْلُ :
أَنَا نَشِيْطٌ
( Saya rajin )
أَنْتَ كَسْلاَنٌ
( Kamu malas )
هُوَ ذَكِيٌّ
( Dia (lk) cerdas )
Isim Maushul ( Kata Sambung )
عَلِيٌّ الَّذِيْ نَشِيْطٌ مَاهِرٌ
( Ali yang rajin itu pintar )
فَاطِمَةُ الَّتِى جَمِيْلَةٌ ذَكِيَّةٌ
( Fathimah yang cantik itu cerdas )
*. إِسْمُ الإِشَارَةِ
Isim Isyarah ( Kata Tunjuk )
هَذَا كِتَابٌ
( Ini sebuah buku )
Isim Istifham ( Kata Tanya)
كَيْفَ حَالُكَ ؟
( Bagaimana kabarmu ?)
مَنْ إِسْمُكَ ؟
( Siapa namamu ?)
*. إِسْمُ الشَّرْطِ
Isim Syart ( Isim yang membutuhkan jawaban syarat )
مَنْ يَجْتَهِدْ يَنْجَحْ
( Barangsiapa yang bersungguh-sungguh akan lulus )
أَيْنَمَا تَسْكُنْ أَسْكُنْ مَعَكَ
( Di mana pun kamu tinggal, saya akan tinggal bersamamu )
pengertian bahasa Arab
Bahasa
Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak
akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan
selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan
dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami
agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.Pendidikan bahasa
Arab sangat dibutuhkan dewasa ini di Indonesia. mengingat sedikitnya
lembaga pedidikan yang mengajarkan bahasa Arab dibandingkan dengan
bahasa asing lainnya di negri yang mayoritas penduduknya muslim dan
populasi muslim terbesar di dunia saat ini.Tidak perlu diragukan lagi,
memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha
menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa
Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada
sebagaimana firman Allah:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Sabtu, 09 Mei 2015
jumlah fi'liyah
Jumlah Fi’liyah
A. Pengertian Jumlah Fi’liyah
كُلُّ جُمْلَةٍ تَتَرَكَّبُ
مِنْ فِعْلٍ وَ فَاعِلِ تُسَمَّى جُمْلَةً فِعْلِيَّةً
Jumlah fi’liyah adalah jumlah yang terdiri dari
fi’il dan fa’il. Jumlah fi’liyah adalah suatu susunan kalimat (jumlah) yang
diawali oleh kalimat fi’il (kata kerja). Fail adalah kalimat isim (kata benda)
yang menunjukkan kepada orang yang melakukan perbuatan (fi’il).



Maf’ul
|
Fa’il
|
Fi’il
|
Artinya : muhammad telah memakan ikan
B.
Jenis-jenis Fi’il
Jenis-jenis fi’il apabila dilihat dari segi waktu:
1. Fi’il madhi adalah kalimat
fi’il yang menunjukkan arti lampau.
2. Fi’il mudhori’ adalah kalimat
fi’il yang menunjukkan arti sedang dan akan datang.
3. Fi’il amar adalah kalimat
fi’il yang menunjukkan arti perintah.
Contoh:
Fi’il amar
|
Fi’il mudhori
|
Fi’il madhi
|
اِذْهَبْ
Pergilah
|
يَذْهَبُ
Sedang/akan pergi
|
ذَهَبَ
Telah pergi
|
اُنْصُرْ
Tolonglah
|
يَنْصُرُ
Sedang/akan menolong
|
نَصَرَ
Telah menolong
|
إِقْرَأْ
Bacalah
|
يَقْرَأُ
Sedang/akan membaca
|
قَرَأَ
Telah membaca
|
C.
Jenis-jenis Fa’il
1. Fa’il isim mu’rob
Fa’il isim mu’rob
adalah sebuah fa’il (isim) yang bisa dii’robi baik dari segi huruf atau
harakatnya. Contohnya :
Yang muda memberi
salam yang tua
|
يُسَلِّمُ اصَّغِيْرُ عَلَى الكَبِيْرِ
|
2. Fa’il isim mabni
Yaitu sebuah fa’il
yang tidak bisa dii’robi (tidak bisa berubah) baik dari segi harakat maupun
hurufnya (tetap). Yang termasuk ke dalam isim mabni adalah isim dhomir.
Contohnya :
Kami telah melihat
gunung
|
نَظَرْنَا الْجَبَلَ
|
Kamu (pr) telah
menghafal pelajaran
|
حَفِظْتِ
الدَّرْسَ
|
3. Fa’il masdar muawwal
Ta’wilnya fi’il
dengan masdar apabila jatuh setelah lima hurf yaitu : أَنْ, أَنَّ,
كَي,مَا,لَوْ,, seperti contoh :
يَحْسُنُ أَنْ تَجْتَهِدَ
|
Apabila fa’ilnya berupa isim tasniah
atau jama’, maka fi’ilnya cukup mufrad sebagaimana apabila fa’ilnya dalam keadaan
mufrad. Contohnya :
Pelajar itu duduk
|
جَلَسَ الطَّالِبُ
|
Dua pelajar iru duduk
|
جَلَسَ الطَّالِبَانِ
|
Para pelajar itu duduk
|
جَلَسَ الطُّلأَبُ
|
Terkadang boleh memuanastkan fi’ilnya
atau tetap menjadikan mudzakar apabila dalam keadaan sebagai berikut:
a. Fa’ilnya berupa mu’annast
hakiki yang terpisah dengan fi’ilnya
Contohnya: جَائَتْكَ الطَّبِيْبَةُ
b.
Fa’ilnya berupa muannast majazi
Matahari telah terbit
|
طَلَعَتْ الشَّمْسُ
|
c.
Fa’ilnya berupa jama’ taksir
Para utusan datang dengan membawa kebenaran
|
جَأَتْ رُسُلُنَا بِاالحَقِ
|
Sedangkan yang wajib memuanatskan fi’ilnya apabila fa’ilnya sebagai
berikut:
a. Fa’ilnya
berupa mu’annats hakiki
Contohnya:
‘aisyah telah menulis pelajaran
|
كَتَبَتْ عَائِشَةُ الدَّرْسَ
|
b. Dhomir
yang kembali kepada isim muannats hakiki atau majazi
Contohnya:
Dia (pr) akan memukul saudaranya
|
تَضْرِبُ اُخْتِهَا
|
Selain
fi’il. Ada beberapa isim yang membutuhkan fail. Isim-isim tersebut ialah :
a. Isim
fai’il
Contoh :
Guru yang luas ilmunya telah datang
|
جَأَ الأُسْتَادُ الْوَسِعُ عِلْمُهُ
|
b. Isim
shifah musyabahah bismil fa’il
Contohnya:
Anak tang baik budi pekertinya telah datang
|
جَأَ وَلَدٌ حَسَنٌ خُلْقُهُ
|
c. Masdar
Contohnya:
Aku mengagumi bilal bacaan al-Qur’annya
|
عَجِبْتُ مِنْ قِرَأَةٍ بِلأَلٍ القُرْأَنَ
|
filsafat pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Filsafat
merupakan aktivitas menelaah sebuah objek kajian yang diarahkan untuk menjawab
beberapa pertanyaan secara mendalam. Radikal, sistematis, dan universal
merupakan tiga identitas yang menjadikan filsafat teramat menarik untuk menjadi
bahan kajian. Berfilsafat merupakan kegiatan penelaahan, penalaran atau
argumentasi secara mendasar tentang masalah-masalah tertentu, dan pendalaman
yang ditekankan pada bidang yang lebih di minati dari pada msalah-maslah lain.
Lebih-lebih
jika pendidikan Islam dipandang sebagai disiplin ilmu pengetahuan di antara
disiplinilmu-ilmu lainnya, maka ilmu pengetahuan pendidikan Islam perlu disusun
dan disistematisir sebagai bulat yang memasukkan Filsafat Pendidikan Islam
sebagai komponen dasar yang mutlak.
Di
dalam Filsafat Pendidikan Islam, terdapat bebearap bidang yang dikaji di dalam
nya. Bidang kajian tersebut meliputi kosmologi, antoogi, epistimologi, dan
aksiologi yang akan dibahas lebih rinci.
B.
RUMUSAN MASALAH
Melihat latar belakang pebnulisan makalah ini maka
penulis menyimpulkan beberapa rumusan masalah di antaranya yaityu:
1. Apa pengertian Filsafat?
2. Apa pengertian Filsafat
Pendidikan?
3. Apa saja bidang kajian
Filsafat Pendidikan Islam?
C.
TUJUAN
Penulis membuat makalah ini dengan tujuan agar
pembaca dapat memahamhi apa saja bidang kajian dari Filsafat Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
1. Arti Filsafat
Filsafat merupakan aktivitas menelaah
sebuah objek kajian yang ingin menjawab beberapa pertanyaan secara mendalam tentang
hakikat objek tersebut. Kattsoff mengemukakan bahwa filsafat merupakan usaha
untuk mengetahui. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berfilsafat merupakan
kegiatan penelaahan, penalaran atau argumentasi secara mendasar tentang
masalah.
Langganan:
Postingan (Atom)